ADAT
KEBIASAAN SUKU AMUNGME
DI
TIMIKA PAPUA
Adat Cara Pembuatan Api
Adat dan kebiasaan suku
Amungme sama dengan pegunungan lainnya dari pembuatan api menggunakan rotan
,bambu hutan dan menggunakan sebatang kayu yang dipotong dan dibelah setengah
dan kayu tersebut dikeringkan, jika kayu tersebut masi mentah. Nama
kayu itu diberi nama dalam bahasa daerahnya Tomani sedangkan yang
rotan itu diberi nama hagan. kayu yang dipakai juga kayu
khusus.
Proses pembatan
apinya adalah kumpulkan daun-daun kering yang dapat bisa memnyalah. Daun-dan
tersebut dibawa dan Tomani dan Hagan itu
sepotong kayu diinjak kanan dan kiri lalu tarik berbalasbalasan sampai keluar
asap dan tali tersebut putus sendiri dan menghasilkan Api siap membakar.
Adat Cara Masak
Kebiasaan kami
orang Papua mempunya cara masak yang unik di wariskan oleh nenek moyang. Di
namakan dengan Bakar Batu, bakar batu merpakan budaya orang Papua yang sudah
diwariskan hingga sampai saat ini. sebelum adanya moderanisasi terjadi
kebiasaan ini ada samapai sekaang, karena budaya bakar batu merupakan hal yang
harus dilestarikan tidak boleh lupakan atau dihilangkan. Bagi orang Papua satu
kali Bakar Batu saja bisa memberi makan kepada ribuan orang.
Proses bakar batu
sebagai berikut: pertama, laki-laki kumpulkan kayu bakar dan batu sebanyaknya,
sedangkan perempuan mencari daun-daun utuk alas sebanyaknya. seprti daun pisang
dan lain sebagainya. lalu memersiapakan makanan yang untuk dimasak. langkah
kedua, bikin kolan yang bulat dan sebagian laki-laki menyusun batu dan
membuat kayu segi empat dan alaskan beberapa kayu bersar dan susun kayu diatas
sampai secukupnya dan yang paling atas kasi naik batu secupnya sesuai dengan
kayu bakar yang dibuat. lalu nyalakan api hingga kayu dibakar habis dan
batu-batu itu menjadi panas.
Yang ketiga, masukan
daun-daun yang sudah siapkan itu kedalam kolam dan susun rapi dan beberapa
lapis dan langsung maskan sayur dan batu yang sdah panas itu dibungkus
menggunakan daun dan masukan dalam sayur dan semua masakan disi dalam kolam
sampai penuh dan diatas tutup daun sisah sampai rapi dan tidak ada kelihatan
sayur.di luar tutup dengan batu-batu yang tidak panas. lalu tunggu sampai 1 jam
kemudian dibuka tutupan dan keluarkan batu-batu semua dan pada akhirnya
dibagikan dan dinikmati semua orang.
Adat Perkawinan
Di Indonesia
mempnya berbagai kultu dan yang menadi kebiasaan hingga sampai saat ini. Ada
bebera suku juga yang sudah menghilang perlahan-lahan karena melihat
perkembangan golobal yang begitu siknifikan. demikian juga dengan Ada
Perkawinan suku Papua secara khusus bagian Pegunungan. Namun pegunungan Papua juga
mempuyai ciri khas yang berbeda-beda tetapi ini saya ingin menjelaskan adat perkawinan
suku Damal dan suku Amungme yang mendiami di Timika hingga samapai dnggan
Puncak Papua. Harta perkawinan yang ditetapkan ialah, babi 15 ekor dan Eral Into
(Kuli Bia). Jika seseorang tidak
membayar Kuli Bia maka suatu saat perempuan itu melahirkan seoranng perempuan
maka yang mendapatkan maskawin bukan hanya orang tua namun juga dari keluarga
mamanya. Tepi kebiasaan ini sudah tidak ada lagi karena sekarang hidup di era-digitaliasi
sehingga semua serba uang.