LATAR BELAKANG KONFLIK
MULAI PERANG
Tanah Papua
merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang masih menyimpan berbagai macam
permasalahan sosial. Salah satu masalah sosial yang sampai sekarang telah ada
dan masih terjadi adalah konflik sosial. Suku dani
ini juga dari Wamena dan Suku Mony ini juga dari Intan Jaya di timika ini bukan mereka punya
kabupaten tapi Asli Mimika ini adalah suku Amunngme Dan Kamoro. Suku amungme
ini terletak di bagian Gunung, sedangkan suku KAMORO ini terletak di
bagian
Pantai.
Orang Yang Dapat Tempak
Terjadinya masalah
1.
Persinahan
Masalah persinahan atau perselingkuhan,
pembunuhan, kematian tidak wajar, dan rasa dendam yang mendalam merupakan salah
satu penyebab perang suku di daerah Pedalaman Papua. Disamping itu konflik
internal antar suku yang terjadi di waktu lampau juga menjadi salah satu faktor
penyebab perang suku dan kelompok di daerah pedalaman papua yang dapat
menyebabkan kerugian secara fisik maupun materi lainnya. Konflik sosial
yang ada di daerah ini sering disebut sebagai perang suku atau Dani wim
dan Amungme wem, sebab perang suku yang terjadi adalah antara
suku-suku asli Papua yang mendiami daerah tersebut yaitu Suku Dani, Suku Nduga,
Suku Dem, Suku Damal/ Amungme, Suku Moni, Suku Wolani serta Suku
Ekari/Me, dan suku-suku lainnya. Suku-suku tersebut merupakan suku-suku yang
mempunyai tradisi perang yang sangat kuat.
2.
Masalah Tanah
Terjadiny perang ini karena Kabpaten mmika ini
merupakan daerah orang lain tetapi suku
Dany dan Mony ini juga daerah juga sendiri tetapi suku moni ini masuk di salah
satu lokasi yang disebut dengan Jayanti
distrik Kuala kencana. Sebab disitupun suku
Dany ini juga masuk ternyata mereka Perang antarsuku.
Berlangsung di bumi Papua Kali ini Suku Dani dan Suku Moni
yang terlibat saling serang dan membuat Kampung Mimika Gunung, Jayanti, Distrik
Kuala Kencana, Kabupaten Mimika mencekam sejak Jumat 7 Maret 20015
Perang dipicu sengketa lahan pada Selasa 4 Maret lalu. Sebanyak 4 orang dari kedua suku tewas dalam peperangan ini. Sementara ratusan orang lain menderita luka-luka akibat benda tajam.
"Saya harap dengan meninggalnya satu orang lagi, situasi di tempat kejadian tak kembali perang."
Personel kepolisian pun disiagakan demi mengantisipasi terulangnya kembali serangan susulan. Aparat telah ditempatkan di lokasi tempat tinggal kedua suku.
"Kami terus berupaya agar perang suku tak lagi terjadi. Hingga saat ini sudah ada 9 saksi yang dimintai keterangan," ujarnya.
Sejak 4 Maret lalu, perang terus terjadi di kampung yang dihuni sekitar 300-an orang pada masing-masing suku itu. Padahal pada awal Februari 2014 lalu, kedua suku sepakat untuk mengakhiri perang dengan perdamaian patah panah.
Perang dipicu sengketa lahan pada Selasa 4 Maret lalu. Sebanyak 4 orang dari kedua suku tewas dalam peperangan ini. Sementara ratusan orang lain menderita luka-luka akibat benda tajam.
"Saya harap dengan meninggalnya satu orang lagi, situasi di tempat kejadian tak kembali perang."
Personel kepolisian pun disiagakan demi mengantisipasi terulangnya kembali serangan susulan. Aparat telah ditempatkan di lokasi tempat tinggal kedua suku.
"Kami terus berupaya agar perang suku tak lagi terjadi. Hingga saat ini sudah ada 9 saksi yang dimintai keterangan," ujarnya.
Sejak 4 Maret lalu, perang terus terjadi di kampung yang dihuni sekitar 300-an orang pada masing-masing suku itu. Padahal pada awal Februari 2014 lalu, kedua suku sepakat untuk mengakhiri perang dengan perdamaian patah panah.